MAKALAH
GANGGUAN
PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
Disusun oleh :
Nama       : Gusti Nurta Sari
NIM         : 201207021
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga
kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya
yang berjudul “Gangguan Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan”.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
faktor yang mempengaruhi psikologis yang terjadi pada Ibu Hamil dari
segi Support Keluarga, Substance Abuse Dan Partner Abuse. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Bandar
Lampung,
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................... 
i
DAFTAR ISI...................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang........................................................................................... 
4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 
5
1.3 Tujuan......................................................................................................... 
5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Faktor psikologi masa kehamilan................................................................ 
6
2.2 Masa Kehamilan......................................................................................... 
7
2.3 Kiat menyeimbangkan keadaan
psikologi.................................................... 
12
BAB III PENUTUP
Kesimpulan........................................................................................................ 
16
Saran................................................................................................................. 
16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kehamilan merupakan
waktu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan sebelum memiliki anak yang
sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak tersebut
lahir. Perubahan status yang radikal ini dipertimbangkan sebagai suatu krisis
disertai periode tertentu untuk menjalani proses persiapan psikologis yang
secara normal sudah ada selama kehamilan dan
mengalami puncaknya pada saat bayi lahir.
Secara umum,
semua emosi yang dirasakan oleh wanita hamil cukup
labil. Ia dapat memiliki reaksi yang ekstrem dan susana hatinya kerap berubah
dengan cepat. Reaksi emosional dan persepsi mengenai kehidupan juga dapat
mengalami perubahan. Ia menjadi sangat sensitif dan cenderung bereaksi
berlebihan.
Seorang wanita hamil akan
lebih terbuka terhadap dirinya sendiri dan suka berbagi pengalaman kepada orang
lain. Ia merenungkan mimpi tidurnya, angan-angannya, fantasinya, dan arti
kata-katanya, objek, peristiwa, konsep abstrak, seperti kematian, kehidupan,
keberhasilan, dan kebahagiaan. Ia dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk fisik
yang berhubungan erat dengan masa usia subur atau mencukupkan diri dengan
kehidupan atau makanan.
Selama kehamilan berlangsung,
terdapat rangkaian proses psikologis khusus yang jelas, yang terkadang tampak
berkaitan erat dengan perubahan biologis yang sedang terjadi. Peristiwa dan
proses psikologis ini dapat diidentifikasi pada trimester ketiga dan pembagian
trimester ini akan digunakan pada diskusi berikut. Respons psikologis umum
terhadap kehamilan yang baru saja dibahas dan proses manapun peristiwa
psikologis khusus lain dapat lain dapat terulang lagi.
1.2     Rumusan Masalah
          Rumusan masalah
yang akan dibahas pada makalah ini antara lain:
b. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi psikologisnya
1.3     Tujuan
          Tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah untuk:
b. Mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi psikologisnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Psikologi
  Psikologi
(dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas
psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak
mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak,
tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa / mental
tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga
Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah
laku dan proses mental.
  Selain
faktor fisik, hal-hal yang dapat berpengaruh pada wanita selama kehamilan
adalah faktor psikologis, karena adanya perubahan-perubahan psikis yang terjadi
pada wanita selama masa hamil.
  Beberapa
faktor psikologis yang dapat berpengaruh dalam kehamilan yaitu:
1.     
Support
Keluarga
       Ibu
merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat berpengaruh sehingga
perubahan apapun yang terjadi pada ibu akan mempengaruhi keadaan keluarga.Bagi
pasangan baru, kehamilan merupakan kondisi dari masa anak menjadi orang tua
sehingga kehamilan dianggap suatu krisis bagi kehidupan berkeluarga yang dapat
diikuti oleh stress dan kecemasan.Jika krisis tersebut tidak dapat dipecahkan
maka mengakibatkan timbulnya tingkah laku maladatif dalam anggota keluarga dan
kemungkinan terjadi perpecahan antara anggota keluarga.Kemampuan untuk memecahkan krisis dengan sukses adalah
kekuatan bagi keluarga untuk menciptakan hubungan yang baik.
2.     
Substance Abuse
Pola psikoaktif dari penggunaan zat/bahan yang berisiko secara fisik bagi kesehatan ibu hamil dan janinnya, dapat memberikan pengaruh juga sacara psikologis. Pengaruh psikologis tersebut dalam bentuk ketergantungan, kecanduan dan penyalahgunaan. Gejala-gejala gangguan psikologis akibat substance abuse antara lain: gangguan dalam sosialisasi, gelisah, sifat lekas marah, halusinasi, euphoria (ketagihan dan over dosis), paranoid, stress.
3.     
Partner
Abuse
       Merupakan
kekerasan/penyiksaan yang dilakukan oleh pasangan ibu hamil dan sangat
berpengaruh terhadap proses kehamilan. Kekerasan tersebut dapat berupa
kekerasan emosional, seksual atau fisik, kekerasan seperti pemukulan,
penyiksaan dibebani kerja berat. Kekerasan psikologis, seperti tidak
diperhatikan, suami selingkuh, dimarahi tanpa sebab yang pasti, istri
menanggung beban keluarga, tingkah laku suami yang buruk (pemabuk, penjudi,
pemarah).
       Selama kehamilan berlangsung, terdapat rangkaian proses psikologis khusus yang
jelas, yang terkadang tampak berkaitan erat dengan perubahan biologis yang
sedang terjadi. Peristiwa dan proses psikologis ini dapat diidentifikasi pada
trimester ketiga dan pembagian trimester ini akan digunakan pada diskusi
berikut. Respons psikologis umum terhadap kehamilan yang baru saja dibahas dan
proses manapun peristiwa psikologis khusus lain dapat lain dapat terulang lagi. 
 2.2 Masa Kehamilan 
       Masa
kehamilan dibagi
menjadi tiga periode atau trimester, masing-masing selama 13 minggu. Trimester
membantu pengelompokan tahap perkembangan janin dan tubuh Anda. Kehamilan itu unik pada setiap wanita. Jadi tidak usah cemas jika Anda
mengalami pengalaman sedikit berbeda dengan ibu
hamil lainnya.
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian
terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Sebagian besar wanita merasa
sedih dan ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil. Kurang lebih 80% wanita mengalami kekecewaan, penolakan,
kecamasan, defresi, dan kesedihan. Fokus
wanita adalah pada dirinya sendiri yang akan menimbulkan ambivalensi mengenai kehamilannya seiring usahanya
menghadapi pengalaman kehamilanyang buruk, yang pernah ia alami sebelumnya, efek kehamilan terhadap kehidupannya kelak (terutama jika ia memiliki
karir), tanggung jawab yang baru atau tambahan yang akan ditanggungnya,
kecemasan yang akan berhubungan dengan kemampuannya untuk menjadi seorang ibu,
masalah-masalah keuangan dan rumah tangga, dan keberterimaan orang terdekat
terhadap kehamilannya.
Perasaan ambivalen ini biasanya berakhir dengan sendirinya
seiring ia menerima kehamilannya, sementara itu, beberapa ketidaknyamanan pada
trimester pertama, seperti nausea, kelemahan, perubahan nafsu makan, kepekaan
emosional, semua ini dapat mencerminkan konflik dan defresi yang ia alami dan
pada saat bersamaan hal-hal tersebut menjadi pengingat tentang kehamilannya.Trimester
pertama sering
menjadi waktu yang menyenangkan untuk melihat apakah kehamilan akan dapat
berkembang dengan baik. Hal ini akan terlihat jelas terutama pada wanita yang
telah beberapa kali mengalami keguguran dan bagi para tenaga kesehatan
profesional wanita yang cemas akan kemungkinan terjadi keguguran kembali atau teratoma.
Berat badan sangat bermakna bagi wanita hamil selama trimester pertama. Berat
badan dapat menjadi salah satu uji realitas tentang keadaannya karena tubuhnya
menjadi bukti nyata bahwa dirinya hamil. 
Validasi kehamilan dilakukan berulang-ulang saat wanita mulai
memeriksa dengan cermat setiap perubahan tubuh, yang merupakan bukti adanya
kehamilan. Bukti yang paling kuat adalah terhentinya menstruasi. Hasrat seksual pada trimester pertama
sangat bervariasi antara wanita yang satu dan yang lain. Meski beberapa wanita
mengalami peningkatan hasrat seksual, tetapi secara umum trimester pertama
merupakan waktu terjadinya penurunan libido dan hal ini memerlukan komunikasi
yang jujur dan terbuka terhadap pasangan 4 masing-masing. Banyak wanita
merasakan kebutuhan kasih sayang yang besar dan cinta kasih tanpa seks. Libido
secara umum sangat dipengaruhi oleh keletihan, nausea, depresi, payudara yang
membesar dan nyeri, kecemasan, kekhawatiran, dan masalah-masalah lain merupakan
hal yang sangat normal terjadi pada trimester pertama. 
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang
baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala
ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil. Namun, trimester kedua juga
merupakan fase ketika wanita menelusur ke dalam dan paling banyak mengalami
kemunduran.Trimester
kedua sebenarnya
terbagi atas dua fase: pra-quickening dan pasca-quickening. Quickening
menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang terpisah, yang menjadi dorongan
bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologis utamannya pada trimester kedua,
yakni mengembangkan identitas sebagai ibu bagi dirinya sendiri, yang berbeda
dari ibunya.
Pada trimester kedua, mulai terjadi perubahan pada tubuh.
Orang akan mengenali Anda sedang hamil. Pada akhir trimester kedua, rahim akan
membesar sekira 7,6 cm di atas pusar. Pertambahan berat badan rata-rata
7,65-10,8 kg termasuk pertambahan berat dari trimester pertama. Janin mulai
aktif bergerak pada periode ini.Sebagian
besar wanita merasa lebih erotis selama trimester kedua, kurang labih 80%
wanita mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual mereka dibanding
pada trimester pertama dan sebelum hamil. Trimester kedua relatif terbebas dari
segala ketidaknyamanan fisik, dan ukuran perut wanita belum menjadi masalah
besar, lubrikasi vagina semakin banyak pada masa ini, kecemasan, kekhawatiran
dan masalah-masalah yang sebelumnya menimbulkan ambivalensi pada wanita
tersebut mereda, dan ia telah mengalami perubahandari seorang yang mencari
kasih sayang dari ibunya menjadi seorang yang mencari kasih sayang dari
pasangannya, dan semua faktor ini turut mempengaruhi peningkatan libido dan
kepuasan seksual.
3. Trimester Ketiga
Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan
penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi
sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran
sang bayi. Ada perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir kapanpun. Hal ini
membuatnya berjaga-jaga sementara ia memperhatikan dan menunggu tanda dan gejala
persalinan muncul.
Trimester  ketiga merupakan
waktu, persiapan yang aktif terlihat dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi
orang tua sementara perhatian utama wanita terfokus pada bayi yang akan segera
dilahirkan. Pergerakan janin dan pembesaran uterus, keduanya menjadi hal yang
terus menerus mengingatkan tentang keberadaan bayi. Wanita tersebut lebih
protektif terhadap bayinya. Sebagian besar pemikiran difokuskan pada perawatan
bayi. Ada banyak spekulasi mengenai jenis kelamin dan wajah bayi itu kelak.Sejumlah
ketakutan muncul pada trimester ketiga. Wanita mungkin merasa cemas dengan
kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri. Seperti: apakah nanti bayinya akan
lhir abnormal, terkait persalinan dan pelahiran (nyeri, kehilangan kendali,
hal-hal lain yang tidak diketahui), apakah ia akan menyadari bahwa ia akan
bersalin, atau bayinya tidak mampu keluar karena perutnya sudah luar biasa
besar, atau apakah organ vitalnya akan mengalami cedera akibat tendangan bayi. 
Ia juga mengalami proses duka lain ketika ia mengantisipasi
hilangnya perhatian dan hak istimewa khusus lain selama kehamilan, perpisahan
antara ia dan bayinya yang tidak dapat dihindari, dan perasaan kehilangan
karena uterusnya yang penuh secara tiba-tiba akan mengempis dan ruang tersebut
menjadi kosong. Depresi ringan merupakan hal yang umum terjadi dan wanita dapat
menjadi lebih bergantung pada orang lain lebih lanjut dan lebih menutup diri
karena perasaan rentannya. Wanita
akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir
kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek, berantakan, dan memerlukan dukungan
yang sangat besar dan konsisten dari pasangannya. Pada pertengahan trimester
ketiga, peningkatan hasrat seksual yang terjadi pada trimester sebelumnya akan
menghilang karena abdomennya yang semakin besar menjadi halangan. Alternatif
untuk mencapai kepuasan dapat membantu atau dapat 6 Menimbulkan perasaan
bersalah jika ia merasa tidak nyaman dengan cara-cara tersebut. Berbagi
perasaan secara jujur dengan pasangan dan konsultasi mereka dengan anda menjadi
sangat penting. 
2.3 Kiat untuk Menyeimbangkan Kondisi
Psikologis Ibu Hamil
       Ibu yang sedang hamil, pasti akan mengalami berbagai macam
perubahan bukan hanya perubahan secara fisik namun juga secara psikologis. 
Untuk itu ibu-ibu yang kini sedang mengandung buah hati, harus selalu menjaga kondisi psikologisnya agar tetap baik dan seimbang. Jika kondisi psikologis sang ibu baik pastinya sang ibu akan lebih tenang atau rileks saat menjalani masa-masa kehamilannya. Berikut beberapa kiat yang dapat menyeimbangkan kondisi psikologis saat ibu sedang mengandung:
Untuk itu ibu-ibu yang kini sedang mengandung buah hati, harus selalu menjaga kondisi psikologisnya agar tetap baik dan seimbang. Jika kondisi psikologis sang ibu baik pastinya sang ibu akan lebih tenang atau rileks saat menjalani masa-masa kehamilannya. Berikut beberapa kiat yang dapat menyeimbangkan kondisi psikologis saat ibu sedang mengandung:
1. Informasi
            Carilah informasi seputar kehamilan terutama mengenai
perubahan yang terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari
saat sedang mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang
tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa cemas
yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai perubahan yang terjadi. Komunikasi dengan suami,bicarakanlah perubahan yang terjadi pada
diri Anda selama hamil dengan sang suami, sehingga ia juga tahu dan dapat
memaklumi perubahan yang terjadi pada diri Anda. Tidak jarang jika Anda
mengkomunikasikan hal ini, sang suami akan memberikan dukungan psikologis yang
dibutuhkan. 
       2. Rajin chek up
Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari
dokter atau bidan terpercaya mengenai kehamilan yang sekarang Anda jalani.
Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi ke dokter atau bidan. 
3. Makan Sehat 
Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat
bagi perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat membahayakan
janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau
obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil. Jauhkan juga zat berbahaya
seperti gas buang kendaraan yang mengandung timah hitam yang berbahaya bagi
perkembangan kecerdasan otak janin. 
4. Jaga Penampilan 
Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan
berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan Anda yang sedang berbadan dua.
Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau jalan
kaki ringan untuk memperlancar persalinan. 
5. Kurangi Kegiatan 
Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat
hamil. Memasuki masa persalinan, Anda dan suami harus sudah siap dengan
berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi. 
6. Dengarkan Musik 
Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah
kecemasan maupun emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut,
belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.
 7. Senam Hamil 
       Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan
menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu
dengan dokter kandungan. Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih otot-otot
yang diperlukan dalam proses persalinan, melainkan juga memberi manfaat
psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya diisi dengan acara berbagi
pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran positif. Melalui kegiatan itu pula
secara perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam menghadapi persalinan
menjadi semakin mantap.
8. Latihan Pernafasan 
Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara
teratur. Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga
kondisi psikologis bisa lebih stabil.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pada setiap kehamilan ibu hamil pasti akan mengalami perubahan psikologis
yang dipengaruhi oleh support keluarga, substance
abuse dan partner abuse.
Ibu merupakan
salah satu anggota keluarga yang sangat berpengaruh sehingga perubahan apapun
yang terjadi pada ibu akan mempengaruhi keadaan keluarga. Bagi pasangan baru,
kehamilan merupakan kondisi dari masa anak menjadi orang tua sehingga kehamilan
dianggap suatu krisis bagi kehidupan berkeluarga yang dapat diikuti oleh stress
dan kecemasan.
Subtance
abuse adalah pola psikoaktif dari penggunaan zat/bahan yang berisiko secara
fisik bagi kesehatan ibu hamil dan janinnya, dapat memberikan pengaruh juga
sacara psikologis. Pengaruh psikologis tersebut dalam bentuk ketergantungan,
kecanduan dan penyalahgunaan.
Partner
abuse merupakan kekerasan/penyiksaan yang dilakukan oleh pasangan ibu hamil dan
sangat berpengaruh terhadap proses kehamilan. Kekerasan tersebut dapat berupa kekerasan
emosional, seksual atau fisik, kekerasan seperti pemukulan, penyiksaan dibebani
kerja berat.
B.     Saran
Sebagai
seorang bidan kita wajib mengetahui kondisi psikologis ibu hamil pertama dan mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi kondisi psikologisnya. Karena Selamakehamilan berlangsung,
terdapat rangkaian proses psikologis khusus yang jelas, yang terkadang tampak
berkaitan erat dengan perubahan biologis yang sedang terjadi. Peristiwa dan
proses psikologis ini dapat diidentifikasi pada trimester ketiga.
Demikian makalah ini kami susun, semoga dengan membaca makalah ini dapat
dijadikan pedoman kita dalam melangkah dan bisa menjaga akhlak terhadap diri
sendiri. Apabila ada kekurangan dalam penulisan makalah ini, kami mohon maaf
yang setulus-tulusnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Liana Merry, 2013, Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Kehamilan, Midwife’s Land, http://merry-creations.blogspot.com/2013/02/faktor-psikologis-yang-mempengaruhi.html [diakses pada (23 November 2013)]
Husna Arinal, 2012, FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN,Pelangi, http://arinalhusna.blogspot.com/2012/04/faktor-psikologis-yang-mempengaruhi.html [diakses pada (23 November 2013)]
Janah Nurul, S.Si.T,  2012. Asuhan Kebidanan
Kehamilan. Yogyakarta:ANDI. Edisi pertama. 2012
Dahro Ahmad,
2012. Psikologi Kebidanan:Analisis Perilaku Wanita untuk Kesehatan.Jakarta
Selatan:Salemba Medika.Edisi pertama.2012

